Cryptozoospermia adalah salah satu kondisi infertilitas pria yang jarang terjadi, ditandai dengan jumlah sperma yang sangat sedikit dalam cairan mani, sehingga hanya dapat dideteksi melalui proses laboratorium khusus, seperti sentrifugasi. Kondisi ini sering kali disamakan dengan azoozpermia (ketiadaan sperma), tetapi berbeda karena pada cryptozoospermia, sperma tetap ada meski dalam jumlah yang sangat rendah.
Penyebab Cryptozoospermia?
Faktor-faktor penyebab cryptozoospermia bervariasi, meliputi gangguan hormonal, kelainan genetik, atau masalah struktural pada sistem reproduksi pria. Beberapa penyebab umum cryptozoospermia antara lain:
- Primary Ovarian Insufficiency (POI): Penyebab, Gejala, dan Penanganan
- Berat Badan Ideal untuk Promil: Kunci Kesuburan dan Kehamilan Sehat
- Penyebab dan Solusi untuk Anda yang Sering Terlambat Haid
- Ternyata Begini Proses Perjalanan Sperma ke Sel Telur, Yuk Cari Tahu!
- Memahami Asthenozoosperma: Penyebab, Dampak, dan Solusi
1. Kelainan Genetik dan Hormon
Mutasi genetik tertentu dapat mempengaruhi produksi sperma. Misalnya, ketidakseimbangan hormon seperti testosteron rendah atau masalah pada hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone) yang berperan penting dalam spermatogenesis.
2. Varikokel
Kondisi ini adalah pembengkakan pembuluh darah di skrotum yang meningkatkan suhu testis dan mengganggu produksi sperma. Varikokel ditemukan pada sekitar 15-20% pria infertil dan berpotensi menyebabkan penurunan kualitas sperma, termasuk jumlah sperma rendah seperti pada cryptozoospermia.
3. Infeksi dan Inflamasi
Infeksi menular seksual (seperti klamidia dan gonore) atau infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan peradangan yang merusak jaringan di testis atau menghambat transportasi sperma, menyebabkan penurunan jumlah sperma.
4. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
Kebiasaan seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, paparan polusi, atau bahan kimia tertentu diketahui memengaruhi produksi sperma. Pola hidup yang tidak sehat dapat memperburuk kondisi ini.
Proses Diagnosis Cryptozoospermia
Diagnosis cryptozoospermia dilakukan dengan cara menganalisis sampel semen melalui prosedur sentrifugasi. Metode ini memisahkan komponen semen untuk mendeteksi keberadaan sperma dalam jumlah sangat rendah yang tidak terlihat pada analisis standar. Proses ini mencakup beberapa tahap penting:
- Analisis Sperma Awal: Sampel air mani diambil untuk diperiksa keberadaan dan konsentrasi sperma. Jika sperma tidak ditemukan, sampel akan diproses lebih lanjut dengan sentrifugasi.
- Pemeriksaan Pasca-Sentrifugasi: Setelah proses sentrifugasi, residu sampel diperiksa kembali di bawah mikroskop. Deteksi sperma meski dalam jumlah minimal memastikan bahwa diagnosis cryptozoospermia dapat ditegakkan.
Penanganan dan Pilihan Pengobatan untuk Cryptozoospermia
Tergantung pada penyebabnya, ada beberapa metode penanganan yang dapat dipertimbangkan untuk membantu pasangan yang ingin memiliki anak:
1. Perawatan Medis dan Bedah
Jika varikokel teridentifikasi sebagai penyebab, prosedur bedah untuk memperbaiki varikokel dapat membantu meningkatkan kualitas dan jumlah sperma. Selain itu, terapi hormon mungkin diresepkan jika ketidakseimbangan hormon menjadi pemicu.
2. Perubahan Gaya Hidup
Menghentikan kebiasaan merokok, mengurangi konsumsi alkohol, serta meningkatkan pola hidup sehat dapat membantu memperbaiki kualitas sperma. Konsumsi nutrisi yang mendukung kesehatan sperma seperti zinc dan antioksidan juga disarankan.
3. Teknologi Reproduksi Berbantu
Dalam kasus di mana perawatan konvensional tidak memberikan hasil signifikan, teknologi reproduksi berbantu (Assisted Reproductive Technology/ART) seperti IVF (In Vitro Fertilization) atau ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection) dapat digunakan. Sperma dari pria cryptozoospermia dapat diambil dari sampel semen yang disentrifugasi atau melalui prosedur bedah jika diperlukan, kemudian disuntikkan langsung ke dalam sel telur untuk membantu pembuahan.
Prognosis dan Harapan
Cryptozoospermia memang bisa menjadi tantangan bagi pasangan yang ingin memiliki anak, namun dengan kemajuan teknologi dan pilihan pengobatan, banyak pasangan dapat mencapai kehamilan. Prognosis tergantung pada penyebab mendasar dan respons pasien terhadap perawatan. Beberapa pasangan berhasil mencapai kehamilan alami setelah perawatan hormonal atau bedah, sementara yang lain memerlukan dukungan ART.
Baca juga: Memahami Aglutinasi Sperma: Penyebab dan Dampaknya terhadap Kesuburan Pria
Cryptozoospermia adalah kondisi yang jarang namun memerlukan perhatian khusus dalam diagnosis dan penanganannya. Untuk pasangan yang menghadapi masalah ini, konsultasi dengan spesialis fertilitas sangat penting untuk menentukan penyebab serta metode perawatan yang paling sesuai. Dengan pendekatan komprehensif, berbagai metode pengobatan yang tersedia dapat membantu mewujudkan keinginan pasangan untuk memiliki keturunan.
Untuk Anda yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilias, Anda bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- Cissen, M., Bensdorp, A., Cohlen, B. J., Repping, S., & van Wely, M. (2016). Male infertility, azoozpermia and cryptozoospermia incidence among three infertility clinics in Turkey. Diakses pada 4 November 2024.
- Mehta, A., Sabanegh, E. S., & Agarwal, A. (2023). Male infertility and genetics in ART treatment. ScienceDirect. Diakses pada 4 November 2024.
- Monarch Initiative. Cryptozoospermia – HP:0030974. Diakses pada 4 November 2024.